Asesmen Kinerja
Suatu
asesmen yang melibatkan siswa di dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat,
penting, dan bermakna diantaranya adalah asesmen kinerja. Asesmen kinerja yaitu
penilaian terhadap proses perolehan penerapan pengetahuan dan keterampilan
melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan siswa dalam proses dan
produk. Asesmen kinerja bertujuan untuk mengases unjuk kerja siswa dalam
menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Asesmen kinerja pada prinsipnya lebih ditekankan
pada proses keterampilan dan kecakapan dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan. Asesmen ini sangat cocok digunakan untuk menggambarkan proses,
kegiatan, atau unjuk kerja. Proses,kegiatan, atau unjuk kerja dinilai melalui
pengamatan terhadap siswa ketika melakukannya. Penilaian unjuk kerja adalah
penilaian berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa
sebagaimana yang terjadi. Misalnya penilaian terhadap kemampuan siswa merangkai
alat praktikum untuk percobaan sederhana dilakukan selama siswa merangkai alat,
bukan sebelum atau setelah alat dirancang.
Asesmen ini melibatkan aktivitas
siswa yang membutuhkan unjuk keterampilan tertentu dan/ atau penciptaan hasil yang telah ditentukan. Karena itu,
metodologi asesmen ini memberi peluang kepada guru untuk menilai pencapaian
berbagai hasil pendidikan yang sebenarnya tidak dapat dijabarkan dalam tes
tertulis. Melalui metodologi ini, asesmen kinerja memungkinkan guru mengamati
siswa saat sedang bekerja atau melakukan tugas belajar, atau guru dapat menguji
hasil-hasil yang dapat dicapai serta menilai (judge) tingkat penguasaan /
kecakapan yang dicapai siswa.
Asesmen kinerja tidak hanya
bergantung pada jawaban benar atau salah. Sebagaimana halnya dengan asesmen
bentuk essay, observasi yang dilakukan oleh guru dalam rangka melakukan pertimbangan-pertimbangan
subjektif berkenaan dengan level prestasi yang dicapai siswa. Evaluasi ini
didasarkan pada perbandingan kinerja siswa dalam mencapai standar excellent
(keunggulan, prestasi) yang telah dicapai sebelumnya. Sebagaimana tes essay,
pertimbangan guru digunakan sebagai dasar penempatan kinerja siswa pada suatu
kesatuan / kontinum tingkatan-tingkatan prestasi yang terentang mulai dari
tingkatan yang sangat rendah sampai tingkatan yang sangat tinggi.
Hal-hal yang harus kita pahami
tentang asesmen kinerja adalah kita mendesain dan mengembangkan asesmen kinerja
untuk digunakan kelak di kelas kita sendiri. Metodologi asesmen kinerja
bukanlah suatu obat yang mujarab, bukan penyelamat guru, dan juga bukan
merupakan suatu kunci untuk menilai kurikulum yang sebenarnya. Asesmen ini
semata-mata merupakan alat yang memberikan cara-cara yang efisien dan efektif
untuk menilai beberapa (bukan keseluruhan) hasil-hasil dari proses pendidikan
yang dipandang berguna.
Berdasarkan cara melaksanakan
asesmen kinerja, dapat dikelompokkan menjadi :
· Asesmen
kinerja klasikal digunakan untuk mengases kinerja siswa secara keseluruhan
dalam satu kelas keseluruhan
· Asesmen
kinerja kelompok untuk mengases kinerja siswa secara berkelompok
· Asesmen
kinerja individu untuk mengases kinerja siswa secara individu.
Pada pelaksanaannya, guru dapat
mengatur secara fleksibel kinerja-kinerja yang akan diases dalam kurun waktu
tertentu. Misalnya dalam dua semester guru merencanakan untuk mengases
keterampilan setiap siswa dalam membuat larutan. Guru merencanakan dalam dua
semester tersebut empat kali kegiatan yang menuntut siswa membuat larutan. Maka
guru dapat membagi siswa ke dalam empat kelompok siswa yang akan diases. Siswa
kelompok pertama akan diases pada kegiatan pembuatan larutan pertama, kelompok
berikutnya diases pada pembuatan larutan yang berikutnya. Sehingga setiap siswa
mendapat kesempatan yang sama untuk dinilai keterampilannya dalam membuat
larutan. Asesmen kinerja yang digunakan oleh guru tersebut adalah asesmen
kinerja individu.
Dalam klasifikiasi kinerja, pemakai
bebas memilih dari suatu rentangan sasaran prestasi yang mungkin, dan asesmen
kinerja dapat difokuskan pada sasaran-sasaran khusus dengan mengambil tiga
keputusan desain : merumuskan jenis kinerja yang dinilai, mengidentifikasi
siapa yang akan dinilai, dan menetapkan kriteria kinerja.
Kegiatan
dalam komponen pengembangan latihan harus dipikirkan hal-hal yang menyebabkan
siswa melakukan perbuatan tertentu yang dapat merefleksikan tingkat penguasaan
/ kecakapan / prestasi yang dicapai. Karena itu, dalam hal ini harus
dipertimbangkan hakekat latihan, banyaknya latihan yang dibutuhkan, dan
petunjuk-petunjuk aktual bagi siswa untuk melakukan latihan tersebut.
Dalam
hal penskoran, penilaian sebaiknya dilakukan oleh lebih dari satu orang agar
faktor subjektivitas dapat diperkecil dan hasil penilaian lebih akurat.
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek (ya-tidak)
atau skala rentang (sangat baikn - baik – agak baik – tidak baik).
Pada
penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, siswa mendapat nilai apabila
kriteria penguasaan kemampuan tertentu dapat diamati oleh penilai. Jika tidak
dapat diamati, siswa tidak memperoleh nilai. Kelemahan cara ini adalah penilai
hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar-salah, dapat diamati-tidak
dapat diamati. Dengan demikian nilai tengah tidak ada. Penilaian unjuk kerja
yang menggunakan skala rentang memungkinkan penilai memberi nilai tengah
terhadap penguasaan kompetensi tertentu karena pemberian nilai secara kontinum
dimana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Asesmen Portofolio
Salah
satu prinsip penilaian adalah bersifat menyeluruh artinya menyangkut semua
aspek kepribadian siswa yakni aspek produk dan proses belajar. Penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian
kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa dapat dijaring melalui berbagai asesmen.
Asesmen portofolio merupakan asesmen otentik yang menggambarkan kemajuan
belajar siswa dengan bukti-bukti yang diseleksi bersama oleh siswa dan guru.
Bukti-bukti yang dikumpulkan dalam
portofolio merupakan hasil seleksi bersama antara siswa dan guru yang dianggap
karya terbaik dan berarti bagi siswa. Kumpulan karya siswa yang akan
dikumpulkan sebagai dokumen portofolio terlebih dahulu direviu oleh guru,
sehingga bersama guru, siswa dapat menentukan bukti-bukti nyata yang
menggambarkan perkembangan dirinya. Contoh pekerjaan siswa ini memberikan dasar
bagi pertimbangan kemajuan belajarnya dan dapat dikomunikasikan kepada siswa,
orang tua, serta pihak lain yang berkepentingan.
Portofolio sebagai asesmen otentik
dapat digunakan untuk berbagai keperluan, yaitu :
· Mendokumentasikan
kemajuan siswa selama kurun waktu tertentu
· Mengetahui
bagian-bagian yang perlu diperbaiki
· Membangkitkan
kepercayaan diri dan motivasi untuk belajar
· Mendorong
tanggung jawab siswa untuk belajar
Keuntungan penerapan portofolio
sebagai asesmen otentik antara lain sebagai berikut:
1. Kemajuan
belajar siswa dapat terlihat dengan jelas, misalnya serangkaian kumpulan jurnal
dan laporan percobaan siswa dalam kurun waktu tertentu dapat memberikan
gambaran mengenai kemajuan siswa dalam membuat laporan
2. Menekankan
pada hasil pekerjaan terbaik siswa dapat serta memberikan pengaruh positif
dalam belajar. Seleksi hasil karya terbaik siswa melibatkan siswa sehingga
siswa merasa dihargai
3. Membandingkan
pekerjaan sekarang dengan yang lalu memberikan motivasi yang lebih besar dari
pada membandingkan dengan pekerjaan orang lain
4. Siswa
dilatih untuk menentukan pilihan karya terbaik
5. Memberikan
kesempatan kepada siswa bekerja sesuai dengan perbedaan individu
6. Dapat
menjadi alat komunikasi yang jelas tentang kemajuan belajar siswa kepada siswa
itu sendiri, orang tua, dan pihak lain yang terkait.
Guru dapat mengumpulkan portofolio
melalui berbagai cara. Cara yang akan dipakai harus disesuaikan dengan tujuan
yang hendak dicapai, tingkatan siswa dan jenis kegiatan yang dilakukan.
Berikut ini adalah model portofolio
IPA SD yang berisi contoh-contoh pekerjaan siswa.
1. Hasil
ulangan
2. Uraian
tertulis hasil kegiatan percobaan sederhana
3. Gambar-gambar
dan laporan lisan
4. Produk
berupa hasil pekerjaan proyek
5. Laporan
kelompok dan foto kegiatan siswa
6. Respon
terhadap pertanyaan open-ended atau masalah pekerjaan rumah
7. Salinan
piagam penghargaan
Selanjutnya contoh-contoh pekerjaan
tersebut disimpan dalam satu tempat khusus (file folder) untuk setiap siswa.
Ketika diperlukan, portofolio siswa dapat dengan mudah digunakan. Kejujuran
siswa dalam melaporkan rekaman dan dokumentasi belajarnya serta kejujuran guru
dalam menilai kemampuan siswa sesuai dengan kriteria yang telah disepakati
merupakan syarat dilaksanakannya asesmen portofolio. Adapun bentuk-bentuk
asesmen portofolio diantaranya sebagai berikut.
1. Catatan
anekdotal, yaitu berupa lembaran khusus yang mencatat segala bentuk kejadian
mengenai perilaku siswa, khususnya selama berlangsungnya proses pembelajaran.
Lembaran ini memuat identitas yang diamati, waktu pengamatan, dan lembar
rekaman kejadiannya.
2. Ceklis
atau daftar cek, yaitu daftar yang telah disusun berdasarkan tujuan
perkembangan yang hendak dicapai siswa
3. Skala
penilaian yang mencatat isyarat kemajuan perkembangan siswa
4. Respon-respon
siswa terhadap pertanyaan
5. Tes
skrining yang berguna untuk mengidentifikasi keterampilan siswa setelah
pengajaran dilakukan, misalnya siswa setelah pengajaran dilakukan, misalnya :
tes hasil belajar, PR, LKS, laporan kegiatan lapangan.
Jenis bukti yang dikumpulkan dalam
portofolio bergantung pada tujuan penyusunan portofolio itu sendiri. Misalnya
di kelas I SD siswa belajar sains dengan beberapa kompetensi diantaranya siswa
mengenal anggota tubuh manusia melalui pengamatan gambar, siswa mengetahui
fungsi masing-masing anggota tubuh serta siswa mampu mengidentifikasi cara
memelihara kesehatan anggota tubuh. Untuk mengumpulkan bukti bahwa siswa telah
menguasai ketiga kompetensi tersebut, jenis portofolio yang harus dikumpulkan
harus mengacu pada ketiga kompetensi tersebut. Misalnya laporan lisan siswa
tentang kebiasaannya menggosok gigi di rumah merupakan bukti kompetensi ketiga.
sumber:
http://rifianizemmi.blogspot.com/2013/04/asesmen-portofolio-asesmen-kinerja.html